Skala kekerasan mineral Mohs mengklasifikasikan resistensi goresan terhadap berbagai mineral melalui kemampuan suatu bahan keras menggores bahan yang lebih lunak. Skala ini diciptakan tahun 1812 oleh geolog dan mineralog Jerman Friedrich Mohs dan merupakan satu dari beberapa definisi kekerasan dalam teknik material.[1]
Metode perbandingan kekerasan dengan melihat mineral mana yang mampu
menggores mineral lain sudah lama ada, pertama kali disebutkan oleh Theophrastus dalam tulisannya Tentang Batuan sekitar tahun 200 SM, diikuti Plinius yang Tua dalam Naturalis Historia sekitar tahun 77 M.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
Jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai 4 dan 5.
Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih keras daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras dari pada korundum.
Merupakan sustansi berbentuk bedak.Talc memiliki bentuk kristal
monoklin. Memiliki belahan sempurna dan non – elastis tetapi fleksibel.
Talc sangatlah lembut dan nersifat sectile (dapat dipotong dengan
pisau). Talc dapat tergores oleh kuku dan memiliki berat jenis 2,5 –
2,8. Talc tidak larut dalam air tapi agak kenyal jika dimasukan larutan
asam.warnanya berkisar dari putih ke abu-abuan atau kehijau-hijauan.
Talc memiliki goresan (streak) berwarna putih. Mineral ini banyak
ditemukan pada batuan Soapstone pada batuan metamorf.
7. Quartz (SiO2)
Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut:
Jika beberapa bahan mampu digores oleh apatit, namun tidak dengan fluorit, maka kekerasannya pada skala Mohs dapat menempati nilai 4 dan 5.
Skala Mohs adalah skala ordinal murni. Misalnya, korundum (9) dua kali lebih keras daripada topaz (8), namun intan (10) hampir empat kali lebih keras dari pada korundum.
1. Talc (Mg3Si4O10(OH)2)
- Bersifat silikat
- Kilap Mutiara (pearly luster)
- Cerat berwarna putih
- Pecahan tidak rata (uneven)
- Belahan sempurna (perfect)
2. Gypsum (CaSO4·2H2O)
- Bersifat sulfat
- Kilap Kaca (vitreous luster)
- Cerat berwarna putih
- Pecahan (splintery)
- Belahan sempurna (perfect)
3. Calcite (CaCO3)
- Bersifat karbonat
- Kilap Kaca (vitreous luster)
- Cerat berwarna putih
- Pecahan (concoidal)
- Belahan sempurna (perfect)
Calcite adalah mineral karbonat paling stabil. Sistem kristalnya
trigonal. Calcite memiliki belahan sempurna dan 3 arah belah. Kilaunya
vitreous untuk mutiara dan sutera, warna goresnya putih. Jika ia
dimasukkan dalam larutan asam maka ia akan larut.
Mineral
ini termasuk mineral Halida dengan ditandai unsur F dalam unsur kimianya.
sistem kristalnya adalah isometric. Sebenarnya mineral ini tidak
berwarna(colourless) namun selalu terlihat berwarna akibat pengotor yang
mengenainya. Kilapnya vitreous luster(kilap kaca), pecahannya conchoidal,
ceratnya putih dan belahannya sempurna
5. Apatite (Ca5(PO4)3(OH-,Cl-,F-))
Mineral ini termasuk dalam kelompok mineral fosfat. Apaptite biasa berbentuk tabular, prismatik. Apatite memiliki sistem kristal hexagonal. Belahannya tidak jelas, dan jika pecah akan membentuk concoidal. Warna apatite transparan tergantung pengotor, warna goresnya putih. Berat jenisnya 3,16-3,22
Mineral ini termasuk dalam kelompok mineral fosfat. Apaptite biasa berbentuk tabular, prismatik. Apatite memiliki sistem kristal hexagonal. Belahannya tidak jelas, dan jika pecah akan membentuk concoidal. Warna apatite transparan tergantung pengotor, warna goresnya putih. Berat jenisnya 3,16-3,22
6. Felspar (KAlSi3O8)
Felspar merupakan mineral paling melimpah di bumi. Felspar memiliki
warna asli merah muda, putih, abu, coklat. Ia memiliki sistem kristal
trinklin atau monoklin. Kilapnya kaca.
- Bersifat silikat
- Kilap Kaca (vitreous luster)
- Pecahan tidak rata (uneven)
- Belahan tidak sempurna (district)
Quartz merupakan mineral terbanyak kedua setelah felspar yang ada
di bumi kita ini. Quartz memiliki belahan tidak jelas dengan sistem
kristal Hexagonal. Jika pecah ia membentuk pecahan concoidal. Warna
gores nya putih dan kilau quartz adalah vitreous lilin yang membosankan
jika sudah besar.Quartz memiliki berat jenis 2,65; 2,59-2,63
8. Topaz (Al2SiO4(OH-,F-)2)
Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem kristal Orthorombik. Belahan sempurna dan memiliki pecahan concoidal. Jika kita gores Topaz maka akan nampak warna putih. Topaz memiliki berat jenis 3,49-3,57.
Topaz termasuk dalam golongan mineral silika. Topaz memiliki sistem kristal Orthorombik. Belahan sempurna dan memiliki pecahan concoidal. Jika kita gores Topaz maka akan nampak warna putih. Topaz memiliki berat jenis 3,49-3,57.
9. Corundum (Al2O3)
Corundum masuk pada kelompok mineral Oksida. Sistem kristal Corundum ialah trigonal. Pecahan Corundum concoidal, goresnya putih, berat jenis 3,95-4,10
Corundum masuk pada kelompok mineral Oksida. Sistem kristal Corundum ialah trigonal. Pecahan Corundum concoidal, goresnya putih, berat jenis 3,95-4,10
10. Diamond (C)
Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik dan hexagonal. Jika kita menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat jenisnya adalah. 3,52 ± 0,01. Diamond merupakan mineral terkuat, terkompak yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mata bor yang tentunya sangat mahal.
Mineral ini adalah Native mineral. Sistem krital diamond adalah isometrik dan hexagonal. Jika kita menggores diamond maka ia tetap tanpa warna. Berat jenisnya adalah. 3,52 ± 0,01. Diamond merupakan mineral terkuat, terkompak yang pernah ditemukan. Maka mineral ini sering dimanfaatkan sebagai mata bor yang tentunya sangat mahal.
No comments:
Post a Comment